Selamat Datang di Blog Yusmiati

Silahkan berselancar & men-download ...
Powered By Blogger

Sabtu, 19 Januari 2008

PERSPEKTIF PERSAMAAN GENDER MENURUT PANDANGAN ISLAM

Isu-isu ketidak mampuan wanita untuk menjadi seorang pemimpin seharusnya harus segera ditepis, penulis pribadi berasumsi bahwa kurang terekposnya kejayaan suatu negara yang yang pimpin oleh wanita dulunya, dijadikan bukti dab senjata bagi mereka berkepentingan, bahwa pemimpin perempuan tidak mempunyai sejarah yang berarti, sehingga yang muncul kepermukaan bumi adalah wanita dengan segala kelemahannya yang disetir oleh pihak-pihak tertentu.Nal, hal semacam inilah yang menjadikan sebagian wanita gencar untuk mengupayakan persamaan gender karena merasa termaginalkan, tersubdinatkan bahkan mengklaim sebagai kaum yang tertinda. Feminis Barat sangat umum, bahkan mereka berani mengeluarkan statemen bahwa keluarga adalah faktor utama yang menjadikan wanita sebagai budak.

Yang dihadapi publik tentang isu-isu kesetaraan semakin kompleks ketika dihadapkan pada sebuah fenomena masa kini, para feminis yang mengatakan bahwa konsep gender adalah konstruksi sosial, sehingga perbedaan jenis kelamin tidak perlu mengakibatkan perbedaan peran dan perilaku gender dalam tataran sosial, oleh karewnanya segala pekerjaan yang berbau gender harus dihilangkan dalam kondisi sosial.

Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanngung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya yang dapat diubah sesuia kemajuan zaman, Gender secara umum digunakan untuk mengidentifikasi laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya dan bahwa gender juga merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultura, antara laki-laki dan perempuan mutllak diperlukan untuk menjaga harmoni dari keseluruhan sistem.

Dalam membicaraka gender, ia tidak boleh lepas dari identitas seksual karena pengembangan peran gender juga bertolak dari perbedaan seksual, malah ilmu modern bukanhanya menyingkap perbedaan gender dari sudut biologi saja tetapi juga dari sudut fisiologi dan psikologinya.Secara biologi telah dimaklumatkan bahwa wanita berbeda dengan laki-laki dari sudut kerangka tubuhnya dan sistem struktur jasmaninya yang telah disiapakan untuk mengandung janin, melahirkan bayi, menyusui dan medidiknya. Dari aspek fisiologinya, wanita berbanding lelaki, lebih emosional dan panca indranya lebih lemah, sedangkan laki-laki sejumlah otot-ototnya lebih kuat dibandingkan wanita dan dari aspek Psikologi, emosional wanita lebih kuat karena sunnahtullah penciptaan wanita sebagai manusia yang diamanah dengan tugas yang utam, yaitu mendidik anak, tugas yang menuntut kasih sayang.

Untuk itu, Islam memberikan hak-hak dan kewajiban yang sama kepada lelaki dan wanita, kecuali beberapa hal yang khas bagi perempuan atau laki-laki karena adanya dalil-dalil syara’ dan untuk kepentingan masing-masing yang sesuai dengan yang dikehendaki Islam. Hal dan kewajiban tersebut akan sama bila watak dan tabiat insaniyahnya sama, dan berlainan bila tabiat masing-masing menghendaki sebaliknya.Oleh itu informasi persamaan dan perbedaan hak, kewajiban dan peranan laki-laki dan wanita perlu diketengahkan agar tidaak muncul kesalah pahaman tentang kedudukan wanita, terutam sekali di dalam usaha mengurangi exploitasi dan diskriminasi terhadap wanita.Dalam surat An Nahl ayat 97.

’’ Barang siapayang melakukan amal kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan, lagi pula ia beriman, Kami akan memberi pahala kepadanya, yang lebih baik dari apa yang mereka lakukan’’. (Q.S. An Nahl ayat 97 ).

Ayat ini menekankan bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai Iman.

Kewajiban dan peranan wanita tidak duraikan di sini tetapi cukup saja digambarkan diantaranya persamaan kedudukan laki-laki dan wanita yang disebutkan menurut al-Qur’an adalah dari segi pengabdian, status kejadin, kemanusian, pemilikikan dan selainnya.Bahkan Al-Qur’an memiliki kriteria khusus bagi perempuan ideal , dalam surat AT Tahrim ayat 12.

’’Dan yamg termasuk contoh wanita yang baik, ialah Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya. Maka kami tiaupkan ke dalam rahimnya ruh ciptaan kami. Dia membenarkan syari’at-syari’at Tuhan dan kitab-kitabNya. lebih dari itu, dia adalah wanita yang taat pula’’.( Q.S AT Tahrim ayat 12 ).

Dalam ayat ini ditekankan bahwa perempuan memiliki kemandirian dalam menentukan pilihan pribadi yang diyakini keberannya, sekalipun harus berhadapan dengan suami bagi para yang sudah berkeluarga.

Yang sangat menarik adalah, ternyata banyak diantara perempuan masa lalu yang bergelar sulthonah atau ratu, yang banyakmemberikan kemajuan-kemajuan berarti dalam mengurusi permasalhan negara dari segi sosial, politik, ekonomi dan budaya serta merencanakan strategi peperangan. Dan titik tolak kemerdekaan wanita bukanlah melihat wanita sebagai makhluk otonom yang terpisah dari lingkungannya, melainkan sebagai pribadi yang terkait dengan kemajuan bangsa.Dan Al Qur’an mengajarkan bahwa islam ditugaskan untuk memberikan kenyaman, keamanan hidup bagi seluruh penduduk dunia tanpa membedakan jenis kelamin, suku, bangsa dan variable sosial lainnya.

Tidak ada komentar: